Postingan

Teruntuk Para Pejuang

Tulisan ini saya buat pada akhir masa kepengurusan saya sebagai Sekretaris Jendral BEM FK-KMK UGM. Kala itu, rasanya akhir kepengurusan menjadi masa terberat bagi sebagian dari kami. Butuh suntikan semangat yang terkadang terlupakan. Padahal, telah setahun lamanya kami bersama berlari menebar inspirasi kebaikan yang hingga saat ini masih terasa hangatnya cahaya itu pernah bermula. Dalam waktu ini, akan menjadi masa yang dikenang seluruh umat manusia di Bumi ini. Semua padu dan satu mengadu nasib pada wabah pandemi. Semua berjuang dengan tantangannya masing-masing. Baik yang berada di ruang perawatan, yang berada di jalan, yang berada di kiosnya, yang berada di mana saja, bahkan di rumah. Mereka berjuang. Puisi ini, saya persembahkan untuk masa depan para pejuang. Karena saya percaya, pesan ini akan abadi. Kelak, saya pun mungkin akan membutuhkannya. Memang seperti itu  Perjalanan ini adalah cinta Dan cinta akan meminta semuanya darimu Sampai pikiranmu, sampai perhatianm

Book Review, 15th Edition

Gambar
Title                        : The Art of Science Communication: Sharing Knowledge with Students, The Public,                                         and Policymakers Writer                      : Dr. Deborah Thomson Publisher                : Thomson Publishing LLC  Year of Published   : 2021 Number of pages    : 80 pages  This is my first in English Book Review, to close the year of 2023 I would like to share my recent read titlet "The Art of Science Communication" that introduced by my mentor. And this book is quite easy to read, the language is simple whilst none illustration added inside. To communicate science with public, moreover policy makers is not an easy job. But it is very important for us, scientist, to be able to share our knowledge, support the government, so they can make any policy based on evidence and science. This book answered the need of scientist on how to deliver their findings greatly so they can be heard by the people. Some people, do not believe in

Soal Sifat Baik

Kita ini hidup di antara khalayak yang lebih suka mengomentari dibanding memberi masukan yang membangun. Bisa dibilang juga bahwa mereka enggan tersaingi. Gemar mencaci maki dan enggan mencari baik di tengah hal yang buruk, meski memang adanya seseorang itu tak mungkin hitam dan putih. Maka, salah satu upaya untuk mencapai pribadi yang dapat diterima oleh khalayak adalah mewujudkan sifat baik. Pun sifat baik di tengah kecamuk dunia dan berbagai fitnah yang merajalela ini juga menjadi tantangan besar dalam hidup bermasyarakat. Maka, demi mencapai sifat baik tersebut tidak ada salahnya kita senantiasa berbenah dan memperbaiki diri. Salah satu cara yang dapat dilakukan, dan insyaAllah selalu kami upayakan adalah berpuasa. Yap, senang bisa berbagi dengan kebiasaan yang kami coba lakukan secara rutin sejak bangku sekolah menengah atas. Dan baru saja, ketika menanti adzan maghrib, diri ini bertemu dengan sebuah ayat yang menarik sekali. Berikut bunyinya: ÙˆَÙ…َا ÙŠُÙ„َÙ‚ّٰىهَآ اِÙ„َّا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ

Di Tengah Rintih Hujan

Ara si periang, Ara yang suka melamun tapi bukan dengan angan kosong, Ia gemar berkontemplasi kalau kata sastrawan. Ara yang suka berlagak pahlawan dan berprinsip. Ara yang tak suka jika harus duduk diam di rumah saja, minimal dalam sehari harus keluar satu kali saja. Ara yang pemilih. Dan ini cerita tentang  Tasara, dia senang dipanggil Ara. Pagi itu langit mendung. Tapi bukan langit di angkasa raya. Melainkan langit di rumahnya yang tertutup awan menggelayut dengan semburat berwarna kelabu pertanda hujan badai segera turun. Biasanya, sebelum hujan membasahi bumi, panas tak ternyana terasa amat. Lembab dan keringat bercampur dengan hentakan iklim yang tiba-tiba meningkat suhunya, berusaha mengumpulkan tensi hingga saling diam jadi solusi. Tapi ini perang dingin! Satu orang bicara, maka hujan akan turun basah disertai kilat guntur dan sejenisnya. Maka kita harus diam! Tapi diam juga bukan solusi dari petaka yang berkelindan. Tapi bicara juga harus dicari saatnya. Di tengah mendung kela

Resensi Buku Edisi 14

Gambar
 Judul Buku          : Max Havelaar Penulis                   : Multatuli Penerbit                  : Narasi  Terbit                      : 2022 Tebal                       : 394 + vi halaman Buku ini tentu tidak asing di telinga para pembaca sekalian. Apalagi keberadaannya telah resmi menjadi materi wajib dalam kurikulum pendidikan Sejarah siswa sekolah, setidaknya ketika saya masih duduk di bangku sekolah dahulu. Sehingga telah berkali-kali disinggung dan semua orang mafhum bahwa nama sejati sang penulis bukanlah Multatuli, hanya nama alias, melainkan Edward Douwes Dekker. Seorang Belanda yang hatinya sangat Indonesia. Mungkin lebih tepat jika disebut, seorang Belanda yang hatinya penuh jiwa kemanusiaan dan kelembutan. Maka senjata paling tajam bagi seseorang yang lembut adalah kata-kata. Maka dari kata-kata itulah terlahir buku ini. Buku Max Havelaar  bisa dibilang cukup membingungkan secara alur cerita dari awal bab hingga akhir bab. Tapi tidak bisa dibilang bahwa buku ini tidak me

Resensi Buku Edisi 13

Gambar
Judul Buku           : 21 Lesson for The 21st Century Penulis                 : Yuval Noah Harari Penerbit               : Globalindo Terbit                   : September 2018 (Cetakan I) Tebal                    : 392 halaman Meski buku ini digandrungi banyak orang, nyatanya saya tidak terlalu menikmati saaat membacanya. Buku ini merupakan trilogi terakhir dari rangkaian Sapiens dan Homo Deus, yang sudah banyak dikenal dan menjadi favorit banyak insan. Saya tertarik dengan judul yang Yuval sajikan, memuat janji tentang bagaimana dapat bertahan hidup dalam abad 21 dengan berbagai perubahan serba cepat dan dinamis serta tak terprediksi. Bahkan, ketakutan-ketakutan yang dibentuk dari diri seseorang ataupun kesenangan yang dialami, menurutnya, hanyalah produk dari sistem yang mungkin selama ini tidak kita ketahui. Karena nyatanya, apa yang kita ketahui lebih sedikit dari yang tidak. Apalagi di era post truth  yang makin menjadikan segala bentuk informasi bias, di satu sisi juga mematikan

Resensi Buku Edisi 12

Gambar
 Judul Buku          : Burung-Burung Manyar Penulis                   : Y.B Mangunwijaya Penerbit                  : Kompas  Terbit                      : Agustus 2021 (cetakan kedelapan) Tebal                       : 406 + x halaman "Tetapi dengan kebanggaan. Anak kolong dan kaum ksatria hanya hidup dari kebanggaan. Bukan dari uang, tetapi karena telah berbuat berani. Mempertaruhkan nyawa demi sumpah, demi sasaran yang sulit dicapai, demi tujuan yang melegakan orang banyak. Akan kubuktikan, bahwa darah perwira masih mengalir di dalam urat-uratku, dan bahwa keindoan Mamiku adalah infuse drah baru bagi bangsa inlander yang mengalami situasi serba baru sesudah revolusi politik dan revolusi bersenjata dulu itu." Namanya Teto. Ia adalah putra dari Kapitein Brajabasuki (Belanda totok) dan Maminya yang keturunan Indo (Solo) melahirkan kepribadian yang menarik nan penuh intrik karena ketercampuran dua darah tersebut. Teto yang uniknya suka menjadi anak kolong meski putra prajurit, g

Resensi Buku Edisi 11

Gambar
Judul Buku          : Humankind - A Hopeful History Penulis                   : Rutger Bregman Penerbit                  : Blomsbury Publising Terbit                      : 2020 Tebal                       : 496 + xxii halaman   Sejarah panjang umat manusia selalu bisa menjadi bahan yang amat menarik untuk digali dan didiskusikan. Faktanya, walaupun dengan berbagai macam kajian, tulisan, penelitian yang telah berkembang hingga saat ini masih banyak tabir misteri yang belum bisa terjawab. Termasuk sebab musabab evolusi dan kehadiran umat manusia itu sendiri dalam dunia ini. Menurut para ahli sains. Beda halnya dengan penciptaan manusia menurut teologi yang agaknya dalam pembahasan kali ini tidak terlalu akan disangkut pautkan supaya tidak menimbulkan lompatan fokus yang berbeda. Sejak di bangku sekolah, kita telah terpapar dengan sejarah umat manusia dengan dikenalkan pada jenis manusia purba, bagaimana perubahan sifat dan nature  dari manusia yang dulu gemar berburu dan meramu, penuh d