Teruntuk Para Pejuang
Tulisan ini saya buat pada akhir masa kepengurusan saya sebagai Sekretaris Jendral BEM FK-KMK UGM. Kala itu, rasanya akhir kepengurusan menjadi masa terberat bagi sebagian dari kami. Butuh suntikan semangat yang terkadang terlupakan. Padahal, telah setahun lamanya kami bersama berlari menebar inspirasi kebaikan yang hingga saat ini masih terasa hangatnya cahaya itu pernah bermula.
Dalam waktu ini, akan menjadi masa yang dikenang seluruh umat manusia di Bumi ini. Semua padu dan satu mengadu nasib pada wabah pandemi. Semua berjuang dengan tantangannya masing-masing. Baik yang berada di ruang perawatan, yang berada di jalan, yang berada di kiosnya, yang berada di mana saja, bahkan di rumah. Mereka berjuang.
Puisi ini, saya persembahkan untuk masa depan para pejuang. Karena saya percaya, pesan ini akan abadi. Kelak, saya pun mungkin akan membutuhkannya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada 15/10/2018
Dalam waktu ini, akan menjadi masa yang dikenang seluruh umat manusia di Bumi ini. Semua padu dan satu mengadu nasib pada wabah pandemi. Semua berjuang dengan tantangannya masing-masing. Baik yang berada di ruang perawatan, yang berada di jalan, yang berada di kiosnya, yang berada di mana saja, bahkan di rumah. Mereka berjuang.
Puisi ini, saya persembahkan untuk masa depan para pejuang. Karena saya percaya, pesan ini akan abadi. Kelak, saya pun mungkin akan membutuhkannya.
Memang seperti itu
Perjalanan ini adalah cinta
Dan cinta akan meminta semuanya darimu
Sampai pikiranmu, sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang perjalanan ini, perjuangan
Lagi lagi memang seperti itu
Perjalanan tentang perjuangan
Menyedot saripati energimu
Sampai tulang belulangmu
Tubuh yang luluh diseret seret
Tubuh yang hancur dipaksa berlari
Perjuangan ini bukannya tidak melelahkan
Bukannya tidak membosankan
Bukannya tidak menyakitkan
Bahkan para pendahulu pun tidak jarang yang sepi terkena godaan kekufuran
Tidak, justru lelah,
Justru sakit itu selalu membersamai
Justru karena rasa sakit itu selalu dirasakan, menjadi adaptasi
Hingga luka tak lagi kau rasakan sebagai luka
Hingga hasrat untuk mengeluh tak lagi kau rasa sebagai keluh
Karena itu kamu tahu. Pejuang heboh yang bangga memamerkan karyanya adalan anak kemarin sore
Yang takjub pada pengorbanannya dan rasa sakitnya adalah anak kemarin sore
Maka, seorang pejuang pernah berkata
"Teruslah bergerak, hingga kelelahan lelah mengikutimu
Teruslah berlari, hingga kebosanan bosan mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga keletihan letih bersamamu
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu."
Dibuat di Yogyakarta
Pada 15/10/2018
Komentar
Posting Komentar