Soal Sifat Baik
Kita ini hidup di antara khalayak yang lebih suka mengomentari dibanding memberi masukan yang membangun. Bisa dibilang juga bahwa mereka enggan tersaingi. Gemar mencaci maki dan enggan mencari baik di tengah hal yang buruk, meski memang adanya seseorang itu tak mungkin hitam dan putih. Maka, salah satu upaya untuk mencapai pribadi yang dapat diterima oleh khalayak adalah mewujudkan sifat baik. Pun sifat baik di tengah kecamuk dunia dan berbagai fitnah yang merajalela ini juga menjadi tantangan besar dalam hidup bermasyarakat.
Maka, demi mencapai sifat baik tersebut tidak ada salahnya kita senantiasa berbenah dan memperbaiki diri. Salah satu cara yang dapat dilakukan, dan insyaAllah selalu kami upayakan adalah berpuasa. Yap, senang bisa berbagi dengan kebiasaan yang kami coba lakukan secara rutin sejak bangku sekolah menengah atas. Dan baru saja, ketika menanti adzan maghrib, diri ini bertemu dengan sebuah ayat yang menarik sekali. Berikut bunyinya:
Terjemahan:
"Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fussilat ayat 35)
Sabar, menjadi kunci sifat yang akan Allah anugerahkan sifat baik. MasyaAllah.. Karena kesabaran ini bukanlah suatu hal yang main-main pun mudah dicapai. Kesabaran memiliki kekhususan dalam sisi Allah. Kalau ditilik lagi korelasinya dengan puasa, maka kita akan bertemu dengan hadist berikut yang tentu sudah amat sering kita dengar:
Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)
Puasa, dalam hadist di atas dibedakan dari amal-amal lainnya. Ia memiliki hisab langsung kepada Allah. Balasannya pun akan langsung diberikan oleh Allah. Karena amal ini betul-betul privasi, rahasia, menunjukkan seberapa besar dan kuat iman seseorang. Puasa hanya soal dirinya dan Allah, bagaimana Ia menahan nafsu tak hanya lapar dan dahaga, namun juga syahwat. Bagaimana Ia kemudian mengisi waktunya dengan mengingat Allah. Karena bagaimana pun ketika kita puasa kita akan dipaksa untuk mengingat Allah, karena semua amal kita akan dilihat dan dihisab oleh-Nya. Maka puasa ini betul-betul menjadi sarana peningkat ketakwaan. Tak salah jika dikatakan bahwa puasa ini mengajarkan pada kesabaran dan buah kesabaran adalah sifat baik pada individu tersebut.
Sabar sendiri ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalani ketaatan, sabar dalam menjauhi larangan dan sabar dalam menghadapi taqdir Allah yang terasa menyakitkan. Dan dalam puasa terdapat tiga jenis kesabaran ini. Di dalamnya terdapat sabar dalam melakukan ketaatan, juga terdapat sabar dalam menjauhi larangan Allah yaitu menjauhi berbagai macam syahwat. Dalam puasa juga terdapat bentuk sabar terhadap rasa lapar, dahaga, jiwa dan badan yang terasa lemas. Inilah rasa sakit yang diderita oleh orang yang melakukan amalan taat, maka dia pantas mendapatkan ganjaran sebagaimana firman Allah,
“Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. At Taubah [9] : 120).” –Demikianlah penjelasan Ibnu Rojab (dalam Latho’if Al Ma’arif, 1/168) yang mengungkap rahasia bagaimana puasa seseorang bisa mendapatkan ganjaran tak terhingga, yaitu karena di dalam puasa tersebut terdapat sikap sabar.
Saya sadar bahwa saya belumlah menjadi seorang pribadi yang memiliki seluruh sifat baik. Saya juga menyadari bahwa saya masih memiliki segudang kekurangan dan kekhilafan. Maka, ketika menemukan ayat tersebut di tengah momen menanti waktu berbuka, saya makin tertampar akan dahsyatnya derajat puasa dibandingkan amalan lainnya. Maksud hati menuliskan dalam laman ini adalah pertama sebagai pengingat diri, dan kedua semoga akan ada hikmah yang pembaca bisa petik pun dapat termotivasi untuk ikut berpuasa. Terlebih tinggal menghitung hari menuju Ramadhan...
Wallahu a'lam bisshawab..
Referensi:
https://rumaysho.com/469-jangan-biarkan-puasamu-sia-sia.html
Maka, demi mencapai sifat baik tersebut tidak ada salahnya kita senantiasa berbenah dan memperbaiki diri. Salah satu cara yang dapat dilakukan, dan insyaAllah selalu kami upayakan adalah berpuasa. Yap, senang bisa berbagi dengan kebiasaan yang kami coba lakukan secara rutin sejak bangku sekolah menengah atas. Dan baru saja, ketika menanti adzan maghrib, diri ini bertemu dengan sebuah ayat yang menarik sekali. Berikut bunyinya:
وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ
Terjemahan:
"Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fussilat ayat 35)
Sabar, menjadi kunci sifat yang akan Allah anugerahkan sifat baik. MasyaAllah.. Karena kesabaran ini bukanlah suatu hal yang main-main pun mudah dicapai. Kesabaran memiliki kekhususan dalam sisi Allah. Kalau ditilik lagi korelasinya dengan puasa, maka kita akan bertemu dengan hadist berikut yang tentu sudah amat sering kita dengar:
Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Puasa, dalam hadist di atas dibedakan dari amal-amal lainnya. Ia memiliki hisab langsung kepada Allah. Balasannya pun akan langsung diberikan oleh Allah. Karena amal ini betul-betul privasi, rahasia, menunjukkan seberapa besar dan kuat iman seseorang. Puasa hanya soal dirinya dan Allah, bagaimana Ia menahan nafsu tak hanya lapar dan dahaga, namun juga syahwat. Bagaimana Ia kemudian mengisi waktunya dengan mengingat Allah. Karena bagaimana pun ketika kita puasa kita akan dipaksa untuk mengingat Allah, karena semua amal kita akan dilihat dan dihisab oleh-Nya. Maka puasa ini betul-betul menjadi sarana peningkat ketakwaan. Tak salah jika dikatakan bahwa puasa ini mengajarkan pada kesabaran dan buah kesabaran adalah sifat baik pada individu tersebut.
Sabar sendiri ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalani ketaatan, sabar dalam menjauhi larangan dan sabar dalam menghadapi taqdir Allah yang terasa menyakitkan. Dan dalam puasa terdapat tiga jenis kesabaran ini. Di dalamnya terdapat sabar dalam melakukan ketaatan, juga terdapat sabar dalam menjauhi larangan Allah yaitu menjauhi berbagai macam syahwat. Dalam puasa juga terdapat bentuk sabar terhadap rasa lapar, dahaga, jiwa dan badan yang terasa lemas. Inilah rasa sakit yang diderita oleh orang yang melakukan amalan taat, maka dia pantas mendapatkan ganjaran sebagaimana firman Allah,
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Saya sadar bahwa saya belumlah menjadi seorang pribadi yang memiliki seluruh sifat baik. Saya juga menyadari bahwa saya masih memiliki segudang kekurangan dan kekhilafan. Maka, ketika menemukan ayat tersebut di tengah momen menanti waktu berbuka, saya makin tertampar akan dahsyatnya derajat puasa dibandingkan amalan lainnya. Maksud hati menuliskan dalam laman ini adalah pertama sebagai pengingat diri, dan kedua semoga akan ada hikmah yang pembaca bisa petik pun dapat termotivasi untuk ikut berpuasa. Terlebih tinggal menghitung hari menuju Ramadhan...
Wallahu a'lam bisshawab..
Referensi:
https://rumaysho.com/469-jangan-biarkan-puasamu-sia-sia.html
Komentar
Posting Komentar